BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tiba
pada akhir dari Islam Andalusia seluruh wilayah kekuasaan jatuh ketanganan
pasukan Kristen, kecuali Granada yang masih dikuasai oleh Dinansti Nasar.
Ibukota Islam yang sebelumnya di Cordova kemudian dipindah ke Granada, kekuasan
dinasti ini berjalan selama 250 tahun yang pada akhirnya jatuh ketangan
Kristen.[1]
Dinasti Nasar tetap menyinari akhir-akhir Islam Andalusia dengan
kekuatannya tetap mempertahankannya dari
hujan serangan dari pasukan Kristen
Makalah ini membahas tentang pemerintahan Islam
terakhir di Spanyol yang dipimpin dinasti Nasriyah di Granada, yang mana
merupakan prioritas utama pemerintahan Islam terakhir di Andalusia. Kemudian
berlanjut kepada lenyapnya Islam pasca hancurnya Dinati Nasriyah di Granada,
Andalusia.
B.
Rumusan Makalah
Dari latar belakang diatas, pemakalah merumuskan masalah menjadi :
a.
Berdirinya Dinasti Nasr
b.
Kejayaan Dinasti Nasr
c.
Keruntuhan Dinasti Nasr dan faktor-faktornya
d.
Lenyapnya Islam di Andalusia dan faktor-faktornya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Berdirinya Dinasti Nasr
Pendiri
Dinasti Nasr adalah Muhammad ibn Yusuf ibn Nasr, juga dikenal dengan ibn Ahmar. Pada awalnya ia menempatkan dirinya sebagai penguasa di Jaen (sekitar
1231), adanya Reconquista yang dibawah oleh ferdinand III
raja dari Castile memaksanya untuk ke selatan dan membuat Granada
sebagai kursi pemerintahannya (1232-1492 M).[2]
Dimulai ketika jatuhnya Muwahhidun oleh
orang Castile, Muhammad yang merupakan keturunan dari suku Khazraj di Madinah kemudian
bersekutu dengan orang Kristen dan berencana merebut Granada. Sampai ia menguasai
Granada dengan gelar “al-Ghalib” (sang Pemenang) dan menjadikan Granada sebagai
pusat pemerintahannya. Ia dan penerusnya memberikan penghormaatan dan membayar
upeti kepada raja Castile. [3]
Ibukota Islam yang sebelumnya di Cordova
kemudian dipindah ke Granada, kekuasan dinasti ini berjalan selama 250 tahun.
Selama itu dinasti ini bertahan menghadapi serangan-serangan orang
Kristen dan membangun peradaban.[4]
Dinasti Nasr berkuasa yang cukup lama, diantara pemerintahanya yaitu:
1. Muhammad I (-1272 M)
2. Muhammad II (1272-1302 M)[5]
3. Muhammad III (1302- 1309 M)
4. Abul Juyush Nasr (1309- 1314 M)
5. Abul Wahid Ismail I (1314-1325 M)
6. Muhammad IV (1325-1333 M)
7. Abul Hajjaj Yusuf I (1333-1354 M)
8. Muhammad V al-Ghani (1354- 1359 M)
9. Ismail bin Yusuf (1359-1360 M)
10. Muhammad VI (1360-1362 M)
11. Muhammad V al-Ghani (1362-1391 M)
12. Abu Hallaj Yusuf II (1391-1392 M)
13. Muhammad VII (1392-1408 M)
14. Yusuf III (1408-1417 M)
15. Muhammad VIII al-Mutamassik (1417-1427 M)
16. Muhammad IX as-Sagir (1427-1429 M)
17. Muhammad VII al-Mutamassik (1429-1432 M)
18. Yusuf IV (1432 M)
19. Muhammad VIII al-Mutamassik (1432-1445 M)
20. Muhammad X al-Ahnaf (1445-1455 M)
21. Sa’d al-Musta’in (1455-1465 M)
22. Ali Abu al-Hasan (1465-1482 M)[6]
23. Muhammad XI (1482-1483 M)
24. Ali Abu al-Hasan (1483-1485
25. Muhammad XII al-Zhagal (1485-1486 M)
26. Muhammad XI (1486-1491 M)[7]
B.
Perkembangan dan Kejayaan dinasti Nasr
Dinasti Nasr memimpin Granada membawa perkembangan dan
kejayaan yang signifikan. negeri yang paling menonjol dan menjadi representasi
terakhir dari otoritas Muslim di Andalusia. Dalam usahanya menjadikan Granada
sebagai negeri yang paling makmur di Spanyol, Dinasti Nasriyah memiliki
kegemaran yang tinggi terhadap seni dan pengetahuan telah menarik perhatian, terutama dari Afrika
Utara dan dengan kemajuan perniagaan mereka, terutama perdangan sutra dengan
Italia.[8]
Pemerintahan Nasriyyah yang cukup lama memberikan
pengaruh terhadap perkembang dunia Eropa, diantaranya:
·
Perkembangan Pendidikan dan Intelektual
Khalifah Nashriyah ketujuh, Abul Hajjaj
Yusuf (1333-1354 M) mendirikan Universitas Granada. System administrasinya
dipuji oleh penulis sejarah, Lisan ad-Din ibn al-Khathib. Dalam
kurikulumnya meluputi kajian teologi,
ilmu hukum, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Dengan slogan faforit
yang tertera di atas portal masuk Universitas, berbunyi “Dunia hanya terdiri
atas empat unsur: pengetahuan orang bijak, keadilan penguasa, doa orang saleh,
dan keberanian kesatria”.[9]
Terdapat dua nama dalam puncak tertinggi
bidang litereter dan pemahaman sejarah yang dilahirkan di dunia Muslim Barat,
sesama sahabat sekaligus pejabat istana Nashriyah adalah Ibn al-Khathib dan
Ibnu Khaldun.[10]
·
Perkembangan Seni dan Arsitektur
Seiring perdagangan sutra ke Italia,
Granada juga memasok Eropa pakaian produksi penduduk Granada yang bergaya
ketimuran.
Model dekorasi Islam-Spanyol mencapai
puncaknya pada saat berdirinya istana dinasti Nasriyah yaitu Alhambra yang
sangat luas dan megah. Dirangcang dengan dekorasi mozaik, kaligrafi dan
stalaktif yang dibangun oleh Muhammad al-Ghalib sekitar 1248, kemudian di
sempurnakan oleh Abu al-Hajjaj Yusuf (1333-1354) dan Muhammad V (1354-1359).
Dekorasi interior dipenuhi kaligrafi untuk Abu al-Hajjaj dan bererapa kaligrafi
mengungkapkan moto Al-Ghalib “wa la
Ghalib illa Allah”.[11]
C.
Keruntuhan Dinasti Nasr dan Faktor-faktor keruntuhannya
Adapun penyebab runtuhnya Dinasti Nasriyah dapat
dilihat melalui beberapa factor, diataranya:
1. Factor Internal
· Para sultan terakhir terlibat pertikaian intern yang
menyebabkan pemerintahan menjadi rawan.
· Kecerobohan sultan Abu al-Hasan yang tidak mau
membayar upeti kepada kerajaan Castile dan menyulut pertikaian.
· Tejadi perang saudara antara antara Abu Abdillah yang
di boncengi tentara Castile melawan Al-Zaghal
2. Factor Eksternal
· Mulainya serangan raja Castile kepada sultan Nasr
Abul-Hasan yang telah berhenti meberikan upeti dan menyulut permusuhan.
· Ferdinand beserta balatentara dengan 10.000 pasukan
kuda yang telah masuk dan memblokade Granada.
· Gagalnya permintaan bantuan kepada Muslim di Afrika.
· ladang-ladang pertanian dan kebun buah-buahan
dihancurkan oleh tentara Kristen menyebabkan kemelaratan.
· Musim dingin yang memperburuk kemiskinan. Akhirnya
pasukan Muslim menyerah.
D.
Lenyapnya Islam di Andalusia dan faktor-faktornya
Banyak
faktor yang menyebabkan kehancuran Islam di Andalusia yang dimulai dari wilyah
Andalusia yang belum semuanya dikuasai oleh ekspansi Islam merupakan penyebab
runtuhnya dan hancurnya kekuasan Islam, terutama daerah yang terletak di Barat Laut Andalusia menjadi
mimpi buruk. Kawasan yang
menjadi pusat kekuatan Kristen, Austria berubah menjadi kerajaan Kristen
Castile dan Aragon untuk menyerang kaum muslim dalam usaha untuk mengambil
kembali daerah kekuasaannya.
Kemudian kehancuran Islam di Andalusia disebabkan oleh
Pengusa pada saat itu lebih puas hanya dengan menerima upeti dari pada
melakukan Islamisasi wilayah secara menyeluruh dan membiarkan mereka bebas
menjalankan hukum dan adat kaum Nasrani. Kehadiran Bangsa Arab membuat iri
Bangsa Spanyol yang Kristen, hal itu membangkitkan rasa kebangsaan mereka.[12] Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan lenyapnya Islam di Andalusia, diantaranya:[13]
1. Pergolakan antarsuku dan lemahnya
para penguasa.
2. Serangan gencar yang dilakukan oleh orang
Kristen yang bergabung menjadi satu kekuatan.
3. Loyalitas militer yang menurun, mengarah
kepada suku masing-masing.
4. Adanya politik adu domba yang dilakukan
orang Kristen untuk memecah belah persatuan umat Islam.
5. Sikap yang terlalu toleran dari umat Islam
yang tidak menghancurkan kerajaan Kristen Aragon dan Castile pada awal
penyerbuan Islam di Andalusia.
6. Adanya program Reconquista diikuti oleh
adanya penghaapusan peradaban Islam dan Arab dari Spanyol.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dinasti Nasriyah merupakan kesultanan
terakhir Islam di Andalusia (1232-1492 M). Pemerintahan ini tetap menyinari
Eropa pada saat akhir kekuasaan Islam. Dinasti ini tetap bertahan kurang lebih
250 tahun menahan serangan dari tentara Kristen. Pada akhir pemerintahan
terjadi konflik dari dalam kesultanan yang menjadikan posisinya menjadi rawan.
Seiring berjalannya Reconquista kesultanan ini tidak mampu membendung kekuatan
balatentara Kristen yang sedikit demi sedikit menggerogoti wilayah Granada.
Penguasa terakhir akhirnya menyerah pada kekuasaan Kristen. Dinasti ini
memberikan kemajuan dalam bidang pendidikan dan juga seni arsitektur yang luar
biasa dalam kemajuan dunia Eropa.
Kemudian terjadi peristiwa penghapusan
peradaban Islam dan Arab dari Spanyol. Yang menghapus semua kebudayaan Islam
dan memaksa umat Islam di Spanyol untuk memeluk agama Kristen. Akhirnya, pada
saat itulah Islam lenyap dari Andalusia.
[1] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarata:
Pustaka Book Publiser, 2012) hlm. 244
[2] W. Montgomery Watt, Pierre
Cachia. A History of Islamic Spain. (Edinburgh: Edinburgh University
Press, 1992) Hlm. 147
[3] Philip K. Hitti hlm. 698-699
[4] M. Abdul Karim. Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarata: Pustaka
Book Publiser, 2012) hlm. 244
[12] M. Abdul Karim. Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarata: Pustaka
Book Publiser, 2012) hlm. 249-250
weh mas idho pinter banget...........
BalasHapus"menulislah agar kau dikenal dunia"......
opo ae ji
BalasHapus