PREVIEW : LIVERPOOL VS BOURNEMOUTH


PREVIEW LIVERPOOL VS BOURNEMOUTH


Manager baru Liverpool, Jurgen Klopp kini menjadi sasaran media Inggris atas hasil imbang yang beruntun. Klopp mengincar kemenagan pertama di piala liga Inggris. Adapun James Milner tetap optimistis akan peluang Liverpool. Sang wakil kapten turut menegaskan kalau ide Klopp masih butuh waktu untuk menyatu dengan pola pikir para pemain The Reds.

"Ini bakal membutuhkan waktu dan kami mengetahuinya," ungkap Milner pada Liverpool Echo. "Setelah menerima idenya [Klopp], ada beberapa area yang ingin ia ubah dan lakukan dengan lebih baik, lalu beberapa area dieliminasi, dan semuanya mulai terkumpul."
"Kami memiliki kelompok pemain yang sangat berbakat, muda dan berpengalaman, semuanya sudah ada disana. Kami hanya perlu membangun sedikit demi sedikit dan saya yakin kami bisa melakukannya." 
Manajer Liverpool Jurgen Klopp dikabarkan sudah memutuskan untuk memberi peluang kepada tiga pemain mudanya tampil sebagai starter lawan Bournemouth di ajang Piala Liga di Anfield, Kamis (29/10) dinihari WIB.
Gelandang berusia 19 tahun yang baru-baru ini meneken sebuah kontrak baru, Cameron Brannagan, akan mendapat kesempatan bermain sejak menit pertama. Bek berusia 20 tahun, Connor Randall, juga akan mendapat peluang tampil. Playmaker asal Portugal berusia 22 tahun, Joao Teixeira, juga akan mendapatkan tempat di starting line-upsetelah Klopp terkesan dengan aksi sang pemain di sesi latihan tim.
Siaran Langsung
Kamis, 29 Okt 2015
02:45 WIB

  
Kemungkinan Line-up Liverpool vs Bournemouth :


Liverpool: Bodgan, Clyne, Toure, Lovren, C. Randall, Allen, Brannagan, Teixeira,Ibe, Firmino, Origi

Bournemouth: Boruc, Francis, Cook, Distin, Daniels, Surman, Gosling, Pugh, Ritchie, King,  Murray

PREDIKSI PERTANDINGAN LIVERPOOL VS BURNEMOUTH :
Liverpool 1-0 Bounemouth







Related Posts:

MAKALAH DINASTI NASR 1232-1492 M

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tiba pada akhir dari Islam Andalusia seluruh wilayah kekuasaan jatuh ketanganan pasukan Kristen, kecuali Granada yang masih dikuasai oleh Dinansti Nasar. Ibukota Islam yang sebelumnya di Cordova kemudian dipindah ke Granada, kekuasan dinasti ini berjalan selama 250 tahun yang pada akhirnya jatuh ketangan Kristen.[1] Dinasti Nasar tetap menyinari akhir-akhir Islam Andalusia dengan kekuatannya  tetap mempertahankannya dari hujan serangan dari pasukan Kristen

Makalah ini membahas tentang pemerintahan Islam terakhir di Spanyol yang dipimpin dinasti Nasriyah di Granada, yang mana merupakan prioritas utama pemerintahan Islam terakhir di Andalusia. Kemudian berlanjut kepada lenyapnya Islam pasca hancurnya Dinati Nasriyah di Granada, Andalusia.

B.     Rumusan Makalah

Dari latar belakang diatas, pemakalah merumuskan masalah menjadi :
           a.       Berdirinya Dinasti Nasr
           b.      Kejayaan Dinasti Nasr
           c.       Keruntuhan Dinasti Nasr dan faktor-faktornya
           d.      Lenyapnya Islam di Andalusia dan faktor-faktornya



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Berdirinya Dinasti Nasr

Pendiri Dinasti Nasr adalah Muhammad ibn Yusuf ibn Nasr, juga dikenal dengan  ibn Ahmar. Pada awalnya ia menempatkan dirinya sebagai penguasa di Jaen (sekitar 1231), adanya Reconquista yang dibawah oleh ferdinand III raja dari Castile memaksanya untuk ke selatan dan membuat Granada sebagai kursi pemerintahannya (1232-1492 M).[2]

Dimulai ketika jatuhnya Muwahhidun oleh orang Castile, Muhammad yang merupakan keturunan dari suku Khazraj di Madinah kemudian bersekutu dengan orang Kristen dan berencana merebut Granada. Sampai ia menguasai Granada dengan gelar “al-Ghalib” (sang Pemenang) dan menjadikan Granada sebagai pusat pemerintahannya. Ia dan penerusnya memberikan penghormaatan dan membayar upeti kepada raja Castile. [3]

      Ibukota Islam yang sebelumnya di Cordova kemudian dipindah ke Granada, kekuasan dinasti ini berjalan selama 250 tahun.  Selama itu dinasti ini bertahan menghadapi serangan-serangan orang Kristen dan membangun peradaban.[4] Dinasti Nasr berkuasa yang cukup lama, diantara pemerintahanya yaitu:
           1.      Muhammad I (-1272 M)
           2.      Muhammad II (1272-1302 M)[5]
           3.      Muhammad III (1302- 1309 M)
           4.      Abul Juyush Nasr (1309- 1314 M)
           5.      Abul Wahid Ismail I (1314-1325 M)
           6.      Muhammad IV (1325-1333 M)
           7.      Abul Hajjaj Yusuf I (1333-1354 M)
           8.      Muhammad V al-Ghani (1354- 1359 M)
           9.      Ismail bin Yusuf (1359-1360 M)
           10.  Muhammad VI (1360-1362 M)
           11.  Muhammad V al-Ghani (1362-1391 M)
           12.  Abu Hallaj Yusuf II (1391-1392 M)
           13.  Muhammad VII (1392-1408 M)
           14.  Yusuf III (1408-1417 M)
           15.  Muhammad VIII al-Mutamassik (1417-1427 M)
           16.  Muhammad IX as-Sagir (1427-1429 M)
           17.  Muhammad VII al-Mutamassik (1429-1432 M)
           18.  Yusuf IV (1432 M)
           19.  Muhammad VIII al-Mutamassik (1432-1445 M)
           20.  Muhammad X al-Ahnaf (1445-1455 M)
           21.  Sa’d al-Musta’in (1455-1465 M)
           22.  Ali Abu al-Hasan (1465-1482 M)[6]
           23.  Muhammad XI (1482-1483 M) 
           24.  Ali Abu al-Hasan (1483-1485
           25.  Muhammad XII al-Zhagal (1485-1486 M)
           26.  Muhammad XI (1486-1491 M)[7]

B.     Perkembangan dan Kejayaan dinasti Nasr

Dinasti Nasr memimpin Granada membawa perkembangan dan kejayaan yang signifikan. negeri yang paling menonjol dan menjadi representasi terakhir dari otoritas Muslim di Andalusia. Dalam usahanya menjadikan Granada sebagai negeri yang paling makmur di Spanyol, Dinasti Nasriyah memiliki kegemaran yang tinggi terhadap seni dan pengetahuan  telah menarik perhatian, terutama dari Afrika Utara dan dengan kemajuan perniagaan mereka, terutama perdangan sutra dengan Italia.[8]

Pemerintahan Nasriyyah yang cukup lama memberikan pengaruh terhadap perkembang dunia Eropa, diantaranya:

     ·         Perkembangan Pendidikan dan Intelektual
Khalifah Nashriyah ketujuh, Abul Hajjaj Yusuf (1333-1354 M) mendirikan Universitas Granada. System administrasinya dipuji oleh penulis sejarah, Lisan ad-Din ibn al-Khathib. Dalam kurikulumnya  meluputi kajian teologi, ilmu hukum, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Dengan slogan faforit yang tertera di atas portal masuk Universitas, berbunyi “Dunia hanya terdiri atas empat unsur: pengetahuan orang bijak, keadilan penguasa, doa orang saleh, dan keberanian kesatria”.[9]

Terdapat dua nama dalam puncak tertinggi bidang litereter dan pemahaman sejarah yang dilahirkan di dunia Muslim Barat, sesama sahabat sekaligus pejabat istana Nashriyah adalah Ibn al-Khathib dan Ibnu Khaldun.[10]

     ·         Perkembangan Seni dan Arsitektur

Seiring perdagangan sutra ke Italia, Granada juga memasok Eropa pakaian produksi penduduk Granada yang bergaya ketimuran.

Model dekorasi Islam-Spanyol mencapai puncaknya pada saat berdirinya istana dinasti Nasriyah yaitu Alhambra yang sangat luas dan megah. Dirangcang dengan dekorasi mozaik, kaligrafi dan stalaktif yang dibangun oleh Muhammad al-Ghalib sekitar 1248, kemudian di sempurnakan oleh Abu al-Hajjaj Yusuf (1333-1354) dan Muhammad V (1354-1359). Dekorasi interior dipenuhi kaligrafi untuk Abu al-Hajjaj dan bererapa kaligrafi mengungkapkan moto Al-Ghalib “wa la Ghalib illa Allah”.[11]

C.    Keruntuhan Dinasti Nasr dan Faktor-faktor keruntuhannya

Adapun penyebab runtuhnya Dinasti Nasriyah dapat dilihat melalui beberapa factor, diataranya:
1.      Factor Internal
·   Para sultan terakhir terlibat pertikaian intern yang menyebabkan pemerintahan menjadi rawan.
·        Kecerobohan sultan Abu al-Hasan yang tidak mau membayar upeti kepada kerajaan Castile dan menyulut pertikaian.
·       Tejadi perang saudara antara antara Abu Abdillah yang di boncengi tentara Castile melawan Al-Zaghal
2.      Factor Eksternal
·  Mulainya serangan raja Castile kepada sultan Nasr Abul-Hasan yang telah berhenti meberikan upeti dan menyulut permusuhan.
·  Ferdinand beserta balatentara dengan 10.000 pasukan kuda yang telah masuk dan memblokade Granada.
·        Gagalnya permintaan bantuan kepada Muslim di Afrika.
·  ladang-ladang pertanian dan kebun buah-buahan dihancurkan oleh tentara Kristen menyebabkan kemelaratan.
·        Musim dingin yang memperburuk kemiskinan. Akhirnya pasukan Muslim menyerah.

D.    Lenyapnya Islam di Andalusia dan faktor-faktornya

Banyak faktor yang menyebabkan kehancuran Islam di Andalusia yang dimulai dari wilyah Andalusia yang belum semuanya dikuasai oleh ekspansi Islam merupakan penyebab runtuhnya dan hancurnya kekuasan Islam, terutama daerah  yang terletak di Barat Laut Andalusia menjadi mimpi buruk. Kawasan yang menjadi pusat kekuatan Kristen, Austria berubah menjadi kerajaan Kristen Castile dan Aragon untuk menyerang kaum muslim dalam usaha untuk mengambil kembali daerah kekuasaannya.

Kemudian kehancuran Islam di Andalusia disebabkan oleh Pengusa pada saat itu lebih puas hanya dengan menerima upeti dari pada melakukan Islamisasi wilayah secara menyeluruh dan membiarkan mereka bebas menjalankan hukum dan adat kaum Nasrani. Kehadiran Bangsa Arab membuat iri Bangsa Spanyol yang Kristen, hal itu membangkitkan rasa kebangsaan mereka.[12] Adapun faktor-faktor yang menyebabkan lenyapnya Islam di Andalusia, diantaranya:[13]
           1.      Pergolakan antarsuku dan lemahnya para penguasa.
           2.      Serangan gencar yang dilakukan oleh orang Kristen yang bergabung menjadi satu kekuatan.
           3.      Loyalitas militer yang menurun, mengarah kepada suku masing-masing.        
          4.      Adanya politik adu domba yang dilakukan orang Kristen untuk memecah belah persatuan umat Islam.
         5.      Sikap yang terlalu toleran dari umat Islam yang tidak menghancurkan kerajaan Kristen Aragon dan Castile pada awal penyerbuan Islam di Andalusia.
         6.      Adanya program Reconquista diikuti oleh adanya penghaapusan peradaban Islam dan Arab dari Spanyol.
           


BAB III
PENUTUP

Simpulan

Dinasti Nasriyah merupakan kesultanan terakhir Islam di Andalusia (1232-1492 M). Pemerintahan ini tetap menyinari Eropa pada saat akhir kekuasaan Islam. Dinasti ini tetap bertahan kurang lebih 250 tahun menahan serangan dari tentara Kristen. Pada akhir pemerintahan terjadi konflik dari dalam kesultanan yang menjadikan posisinya menjadi rawan. Seiring berjalannya Reconquista kesultanan ini tidak mampu membendung kekuatan balatentara Kristen yang sedikit demi sedikit menggerogoti wilayah Granada. Penguasa terakhir akhirnya menyerah pada kekuasaan Kristen. Dinasti ini memberikan kemajuan dalam bidang pendidikan dan juga seni arsitektur yang luar biasa dalam kemajuan dunia Eropa.

Kemudian terjadi peristiwa penghapusan peradaban Islam dan Arab dari Spanyol. Yang menghapus semua kebudayaan Islam dan memaksa umat Islam di Spanyol untuk memeluk agama Kristen. Akhirnya, pada saat itulah Islam lenyap dari Andalusia.




[1] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarata: Pustaka Book Publiser, 2012) hlm. 244
[2]  W. Montgomery Watt, Pierre Cachia. A History of Islamic Spain. (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1992) Hlm. 147
[3] Philip K. Hitti hlm. 698-699
[4] M. Abdul Karim. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarata: Pustaka Book Publiser, 2012) hlm. 244
[5] Masudul Hasan. History of Islam (Delhi: Adam Publisher and Distributer, 1995) hlm. 67-68
[6] Ensiklopedia Tematis Negara Islam, hlm. 211
[7] Philip K. Hitti, History of The Arabs, hlm. 700
[8] Ibid, hlm. 700
[9] Ibid, hlm. 716
[10] Ibid, hlm. 721
[11] Ibid, hlm. 761
[12] M. Abdul Karim. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarata: Pustaka Book Publiser, 2012) hlm. 249-250
[13] Ensiklopedia Tematis Negara Arab, hlm. 214-215

Related Posts: